Kamis, 07 Januari 2010

Saat Terakhir

Bab I
Kisahku Masalaluku.....
Alex pun terbangun dari tidurnya, melihat sekeliling kamarnya terasa ada yang kurang, terbangun tanpa ada wanita yang selalu menemaninya selama kurang lebih dua tahun itu membuat hidupnya terasa hampa..
Sudah lebih dari 48 jam Alex tingal sendiri tanpa ada wanita yang selalu menemaninya dan pergi entah kemana....
Alex duduk di lantai dan bersandar pada tempat tidurnya,,,
"Franshine, loe kemana sich, kenapa loe gak ngasih kabar....".Teriaknya dalam hati.Franshine yang selau menemani harinya, yang di ibaratkan jiwa bagi alex pergi entah kemana, Alex yang memang sangat ketergantungan pada franshine, karena sejak 2 tahun lalu mereka saling kenal dan berteman, franshine seolah membuat alex hidup kembali dari keterpurukan dalam hidup alex, dan kini alex sendiri, jiwanya pun seakan hampa, dan di tambah mentalnya yang sakit.. Sampai pada suatu malam franshine datang membangunkan alex dari tidurnya,
"Alex... " Franshine mendekat lalu memegang bagian tubuh alex. Perlahan alex pun terbagun dan menatap wajah franshine. Alex pun membangunkan tubuhnya.
"Kemana loe selama ini..?". Tanya alex.
"Ada yang pengen gue bicarain, tapi,, sebelum itu loe mandi dulu ya..". Franshine pun pergi dari hadapan alex,, alex hanya melihat langkah franshine yang sudah tidak terlihat.
Setelah mandi alex pun menuju balkon, selama itu pula dia menungu, kemudian munculah franshine. Sembari melihat ke arah luar, keduanya mulai bicara.
"Alex, kita berdua tahu bahwa hubungan ini tidak boleh terjadi.. gue wanita,, dan loe juga wanita. Hubungan ini sudah di luar kontrol kita... Alex, gue udah cape dengan semua ini.".Alex memegang tangan franshine dengan kuatnya, sembari menatap wajah franshine dengan aura penuh emosi.
"Lepaskan alex...!".Kemudian franshine pun melepaskan tangannya dari genggaman alex.Emosi alex semakin menjadi, selama beberapa menit kedua insan itu terdiam,, Franshine menangis menundukan wajahnya, sedangkan alex masih terdiam..
"Franshine". Sebuah tamparan melayang ke arah franshine dari tangan kiri alex yang memang seorang kidal.
"Siapa..... siapa yang ngubah loe jadi kayak gini....?".Teriak alex.
"Lex,, gue berubah bukan karena siapa-siapa... gue yang menginginkan perubahan ini."
"Busyiit dengan apa yang loe katakan. Bilang aja kalau loe gak tahan karna gue...........".Alex tidak melanjutkan perkataannya, sementara franshine yang masih menagis meninggalkan alex dengan pembicaraan yang menggantung. Alex mengejar franshine lalu berteriak denagn sekeras-kerasnya.
"Franshine.... loe gak boleh pergi......!!!!!".Alex pun menghentikan langkahnya, dia terdiam lunglai, seperti tidak ada gairah untuk melanjutkan hidup.
Malam pun berlalu, alex duduk di atas tempat tidur sambil menyalakan sebatang rokok. Kemudian datanglah sesosok wanita dengan rambut pirang panjang terurai..
"Alex.. gue pergi..". Alex menatap wajah franshine yang berada di ujung pintu,, dia pu menjatuhkan rokoknya, Kemudian alex mengambil sebuah pot dari atas lemari kecil yang kemudian di lemparkan ke arah franshine.
"Braaak !!". pot itu melenceng ke arah pintu, franshine terlihat begitu ketakutan.
"Alex.. maaf, gue harus pergi..".Kemudian franshine pergi meninggalkan alex sendiri.
Beberapa jam berlalu, Alex begitu gelisah tak karuan, tubuhnya menggigil, dia terjatuh dari tempat tidur, wajahnya terlihat begitu pucat, dan menahan rasa sakit yang teramat sangat.. Sampai dia pun akhirnya tidak sadarkan diri.

Matahari sudah muncul dari peristirahatannya, hawa terasa dingin. Alex tergolek tak berdaya di atas lantai yang dingin.
Sampai siang, alex pun mulai tersadar, wajahnya begitu pucat, dia pun bangun dan duduk bersandar pada sebuah lemari kecil, kemudian dia mengambil sebatang rokok yang kemudian di nyalakannya.
"Sebenarnya.. siapa yang menyebabkan loe jadi begini...... Alex loe memang bego.."
Malam pun datang, Alex pergi ke sebuah klubbing yang di penuhi orang-orang yang di anggap tersingkir, atau juga di sebut sampah masyarakat.Dia pun duduk di atas kursi sambil menyalakan sebatang rokok yang tak pernah lupa di bawanya.Kemudian seorang pegawai klubb yang berdiri persis di hadapannya yang di perantarai oleh meja panjang memberikan segelas minuman ( minuman yang selalu ada di sana).Beberapa menit berlalu, datanglah sesosok laki-laki berambut panjang memberikan sesuatu yang di inginkan alex.
"Gue pergi dulu, ya.".Laki-laki itu pun berlalu.
"Tenang saja... ini pasti yang terakhir kalinya buat gue, gue janji, gue gak akan membutuhkan loe lagi..".Ucapnya. Alex pun meminum minuman yang di berikan pegawai tadi, seraya bergegas menuju toliet. Di dalam toilet dia menghisap barang yang di berikan oleh laki-laki itu. Alex begitu terlena dengan kenikmatannya, tubuhnya mengeluarkan keringat dingin. Hawa semakin memancarkan dinginnya malam itu.
Alex pun kembali ke villa milik ayahnya yang lokasinya di pinggir pantai itu. Setelah sampai ia pun langsung menuju kamar. Seperti biasa dia duduk dan bersandar pada sebuah lemari kecil, tapi dia tidak menyalakan sebatang rokok. Lalu tangannya menutup sebagian wajahnya, memikirkan sesuatu, memendam perasaan atau emosi yang tidak bisa di ungkapkan. Perlahan dan mulai dia meneteskan air mata, menangis dengan banyak penyesalan, menangis sambil memukul-mukul pahanya.
"Apa gue bisa berubah....".Teriaknya. Alex berdiri dan melempar-lemparkan barang yang di lihatnya sambil mengucurkan air mata. Kemudian dia membuka sebuah laci dan mengambil sebuah album kenangan yang kemudian di bakarnya. Hingga yang tersisa hanya potongan kecil fhoto yang terbakar.
Kemudian alex pun pergi menuju kamar mandi, masuk ke dalam bathspace lalu menyalakan shower. Dan kemudian ia duduk di bawah shower. Dia terus terisak, tubuhnya semakin basah oleh air yang jatuh dari atas shower, tapi ia tidak peduli seberapa basahnya atau seberapa dinginnya hawa pada malam itu.
Pagi-pagi buta alex keluar dari kamar mandi, dengan tubuh basah dan wajah yang pucat dia berjalan dan duduk seperti biasanya lalu menyalakan sebatang rokok.
Pagi itu alex keluar dari villa sambil berlari menuju bibir panati, alex terus berlari...Tidak terasa dia sudah sangat jauh dari villa miliknya, kemudian larinya semakin lambat...Tubuhnya semakin lunglai, kemudian ia terjatuh dan tidak sadarkan diri........
Sore menjelang, matahari sudah semakin menghilang dari peredaran siang, alex tergolek di pasir tak sadarkan diri. Kemudian dia mulai sadar dan perlahan membuka matanya, alex pun bangun dan melihat sekelilingnya, lalu berdiri dan berjalan menuju villa.
Malam itu.... Alex duduk di atas tempat tidur, sambil merenung dan memikirkan sesuatu.
"Apa gue bisa berubah...."tanyanya dalam keheningan malam itu, sambil memegang kepalanya.
2 minggu berlalu semenjak alex sendiri. Pagi itu alex membereskan pakainnya, alex memutuskan untuk kembali ke rumah ayahnya. Sebungkus rokok, handphone, dan dompet di masukannya ke dalam tas yang di simpaikan di pundaknya.
Sampailah alex di bandara, kemudian dia menuju loket untuk mengambil tiket, dan memeriksa paspornya. Cukup lama alex menunggu, dia pun duduk di kursi panjang, lalu ada telpon masuk dari kediaman rumahnya.
"Hallo....".Jawab alex.
"Nona, syukurlah anda mengangkat telponnya.".Ucap si penelepon yang tidak lain adalah paman danu, pembantu rumah tangga.
"Ada apa...?".Tanya alex singkat.
"Nona sekarang berada dimana....Apa perlu kami menjemput anda ke bandara...?".Tanya paman danu panjang lebar.
"sekarang aku masih di bandara,, nanti aku hubungi setelah sampai...".Jawab alex sembari memutuskan hubungan telponnya dengan paman danu. Alex pun segera bergegas menuju pesawat untuk pergi jauh meninggalkan villa yang penuh kenangan...
Sampailah alex di bandara, dia pun menuju pintu chek out. Di sana ada beberapa satpam yang memeriksa setiap orang yang keluar masuk bandara, menjaga agar sesuatu yang tidak di inginkan tidak terjadi..
"Kalian mau apa sich..?".Tanya alex sewot. Kedua tangan alex di pegang oleh kedua satpam itu. Lalu tasnya di ambil untuk di chek.
"Diamlah nona,, kami akan memeriksa tas anda..".Ucap salah seorang satpam. Setelah kedua satpam itu memeriksa tas alex, kemudian tasnya di kembalikan.
"Aku kan sudah bilang tidak ada apa-apa..".Ucap alex dengan nada tinggi. Lalu alex segera melepaskan diri dan bergegas menuju pintu keluar........

Bab II
Perjalanan Cinta Kirana..
Seminggu sudah alex berada di ibu kota, sore itu alex berdiri di atas jalan penyebrangan melihat lalu lalang kendaraan..
"Gue yakin... gue bisa berubah..!!".Teriaknya. Kemudian dia turun dari jalan penyebrangan dan terus berjalan tanpa pikir kemana dan apa tujuannya..
Malam menjelang, alex pun tiba di rumah ayahnya, dan langsung masuk ke dalam kamarnya. Alex langsung membaringkan tubuhnya di tempat tidur. Beberapa saat berlalu, terdengar suara pintu terbuka, munculah sosok laki-laki yang sudah berumur yang tidak lain adalah paman danu...
"Nona,, rupanya anda pulang juga..". Sahutnya.
"Paman danu...!!"
"Iya, ini paman,, masa anda lupa. Anda benar-benar berubah nona.."
"Kalo gitu, jangan panggil gue kayak gitu."
"Maksud anda apa..?".Tanya paman danu bingung. Kirana tidak menjawab, wajahnya tampak masam..
"Ya sudah kalo gitu. Nona, ayah anda mengajak anda untuk makan malam...?".Tanya paman danu.
"Ya, nanti gue turun..".Jawabnya masih ketus. Kemudian paman danu keluar meninggalkan alex yang sedang merebah di tempat tidur.
Malam itu alex dan ayahnya Pak dani sedang makan malam, sebuah pertemuan yang sangat jarang terjadi dan sangat di nantikan oleh keduanya, karena ayah dan anak ini sudah di pisahkan selama 2 tahun , dan baru sekarang di pertemukan. Sebenarnya hubungan alex dan pak dani semakin jauh, sejak ibunya meninggal 5 tahun yang lalu, hubungan keluarga itu semakin retak. Pak dani selalu meniggalkan rumah, jikalau ada juga, alex yang tidak ada di rumah.
Sejak ibunya meninggal, alex semakin kesepian, apalagi ayahnya tidak pernah menemaninya. Sampai pada suatu saat dia di campakan oleh banyak laki-laki, sampai saat itu, dia benar-benar membenci laki-laki termasuk ayahnya sendiri. Namun, saat bertemu franshine dia jadi berubah, dan seolah hidup kembali. Tapi, semua itu hanya masalalu, kini alex akan menata hidupnya kembali yang berantakan.
"Kirana..".
"Ya..."
"Selama 2 tahun terakhir, sebenarnya apa yang kou lakukan di sana ?"
"Ya... Beginilah.."
"Lalu, apa yang akan kou lakukan selanjutnya ?"
"Aku belum memikirkan apapun.."
Malam semakin larut, alex berada di kamarnya sedang mengobrak-abrik pakaian lamanya.
"Apa gue pantes, make pakaian kayak gini...".Ucapnya.
"Ayolah alex... Loe gak boleh seperti ini terus, loe harus berubah..".Sahutnya, memberi semangat diri sendiri.
Sampailah alex di suatu klubb. Namun, tampilannya bukan alex, melainkan kirana, gadis belia yang hilang 2 tahun lalu. Datang dengan celana pendek, baju kotak2 serta boot yang cantik menemani kirana pada malam itu. Tak lupa dengan sebungkus rokok yang selalu di bawanya.
Duduklah kirana di atas kursi di depan meja panjang, kemudian di menyalakan sebatang rokok.. Di sebelah sudut ada beberapa orang yang memperhatikannya, lalu salah seorang datang menghampiri kirana, sesosok laki-laki yang berdandan bagai wanita..
"Hai.. loe anak baru, ya. Kenapa gak minta izin dulu..?".Tanya dia.
"Maksud loe apa ?". Tanya kirana bingung. Kemudian datang sesosok wanita yang tadi memperhatikan kirana dengan aura penuh kemarahan. Dia berdiri di belakang kirana.
"Hey.. loe gak tahu, ya. Kalo mau magang ada peraturannya.".Sahut wanita itu. Kemudian kirana berdiri dan menatap wanita itu, kirana seolah mengerti dengan apa yang di katakannya.
"Maksud loe apa. Loe kira, gue ini kayak kalian..?".Ucap kirana penuh emosi. Kemudian kirana pergi meninggalkan keduanya.
"Makanya, jangan suka nilai orang dari penampilannya.".Cakap laki-laki yang berdandan bagai wanita itu. Dia pun pergi meninggalkan wanita itu sendiri.
"Gue kan cuma takut jatah gue di ambil. Ya, bagus dech kalo gitu..".Sahutnya..
"Ech,, maap ya, perkataan temen gue tadi," sahutnya yang menghampiri kirana..
"Gue gak marah kok, gue gak seneng aja cara dia memerlakukan gue."
"Gue Ting ting, loe siapa ?" tanya dia. "Alex." Jawab kirana.
"Oh, nama loe Alex, jangan2 loe juga bukan cewek biasa..?". Kirana tidak sempat menjawab pertanyaan tadi, ting ting lalu menyerobot. Kirana hanya diam memandang ke arah minuman yang tadi di pesannya.
"Maksud gue,, loe juga termasuk orang2 yang menyimpang kayak gue ini, bener, Gak ?"
"Loe emang bener, gue emnag gak normal, tapi gue pengen berubah, gak ingin terus kayak gini."
"Loe lihat laki2 itu." Menunjuk ke arah laki2 yang sedang duduk sendiri di sofa.
"Dia juga sama kayak loe, pengen berubah, coba loe samperin, siapa tau dia punya jurus itu."
"Oh,, ya akan gue coba."
"Iya, gue balik dulu, ya. " Ting ting pun pergi meninggalkan kirana.
Kirana pun memperhatikan laki2 itu dengan seksama, kemudian dia berjalan menghampiri laki2 itu.
"Hay, boleh duduk ?" Tanya kirana, meskipun hal itu tidak perlu di tanyakan lagi, karena kirana sudah duduk di atas sofa di samping laki2 itu.
"boleh saja !" Jawabnya singkat, melebihi rekor kirana yang selalu menjawab singkat..laki_laki itu menatap kirana.......
"Memang susah,ya berubah. Gue juga pengen berubah sama kayak loe,," ujar kirana.
"Benarkah..?" Tanyanya singkat..
"Ya... seperti itulah...!". Kemudian mereka terdiam sejenak..
Perlahan laki=laki itu mulai bicara..
"Datang aja ke tempat fitness, gue juga sering kesana."
"Benarkah...kalo gitu boleh minta alamatnya ?". tanya kirana spontan, tanpa mempertimbangkan apapun jua.Kemudian laki-laki itu memberikan sebuah karrtu, yang ternyata itu alamat fitness.
"Tapi,, hati-hati saja. Disana banyak juga pria guy yang akan memanpaatkanmu...!!!" laki-laki itu mengingatkan kirana.
"Oh,,, gitu, ya." Jawab kirana singkat.

Dua hari berlalu semenjak kirana bertemu dengan laki-laki aneh di klubbing, meski sebelumnya pernah bertemu, tapi mereka tidak saling memperkenalkan diri. Hanya saja kirana tau namanya dari Ting-ting.

Pagi itu kirana pergi ke tempat fitness yang di bilang laki-laki klubb itu. Mengenakan tank top dan celana pendek serta tas besar yang di bawanya, kirana pun melangkah nasuk ke dalam tempat fitness.

Setelah menyimpan tasnya kedalam lemari kecil,masuklah kirana ke tempat yang di penuhi ala-alat olahraga.Ia pun melangkah menuju Tread mill, dan mulai menjalankannya.
Setengah jam berlalu tak terasa, kirana menghentikan laju tread millnya, di sudut lain kirana melihat vincent(laki-laki klubbing) yang sedang mengangkat besi seberat 2KGan, kirana pun bermaksud menghampirinya,tapi..dia tidak memperhatikan kalo di depannya ada seorang pria tengah mengobrak-abrik isi tasnya. Kirana tidak melongo sedikit pun pada pria yang di hadapanya, saking fokusnya pada vincent. Pria itu pun berdiri, sampai akhirnya tidak bisa di hentikan karena kirana terlalu fokus pada vincent, mereka pun saling bertabrakkan dan keduanya jatuh..
"Eh, maaf,ya. Aku gak lihat." Sahut Kirana, keduanya pun saling berdiri.
"Nggak papa kok, aku juga gak ngelihat barusan." Sahut pria berwajah oriental itu.
"Tapi, kamu juga gak papa kan ?" Sambungnya lagi.
"Enggak,, gak papa!"
Kirana sudah tidak memperdulikan Vincent, kini dia hanya terfokus pada pria yang di tabraknya itu.
"Apa pria ini termasuk guy atau orang biasa aja...?" Pikir Kirana dalam hati.
Kirana pun keluar dari tempat fitness dan menghampiri pria yang di tabraknya itu yang sedang duduk di sebuah bangku.
"Hi..!" Sahut kirana.
"Ech, kamu." Sahut paria itu.
"Kenalin, aku Alex." Sahutnya memperkenalkan diri sambil memberikan tangannya.
"Okh, aku Ardi." Sahut Ardi memberikan tangannya pada Kirana.
"Nama kamu Alex,, tapi, itu pasti bukan nama kamu yang sebenarnya." Tanya Ardi sembari menatap wajah Kirana dengan seksama.
"Tau dech.. Lupa. Tapi, bokap manggil aku kirana." Jawabnya.
"Okh, nama kamu kirana. Nama yang cantik." Mereka pun terus mengobrol dengan asiknya. Beberapa saat berlalu, datanglah sesosok wanita seksi menghampiri mereka, dan kelihatannya wanita itun sudah sangat kenal dengan Ardi.
"Ardi, ini siapa ?" Tanya dia pada Ardi.
"Okh, ini Alex. Alex, kenalin ini Thalita." Jawabnya.
"Ardi, dia ini teman kamu..?" Tanya Thalita.
"Iya, kami baru aja saling kenal."
"Okh, gitu. Kalo gak ada urusan lagi, kita harus cepat pergi, sayang.." Keluh thalita pada Ardi.
"Iya....Ya udah kalo gitu aku duluan, ya.." Ucap ardi dengan manis sambil meninggalkan Kirana.
"Ya, udah.dah...!" Kirana sambil melambaykan tangannya.
Kirana pun pergi menuju parkiran, tak berapa lama sebuah panggilan berdering ke dalam ponselnya, dia pun mengangkat telepon ituyang ternyata dari ayahnya.